Loading...

Loading...

Ketahui 8 Risiko Asuransi Pendidikan Anak yang Tidak Diungkap Agen

Loading...
JAKARTA, KOMPAS.com - Asuransi pendidikan dewasa ini mulai banyak diambil oleh sebagian masyarakat Indonesia selain tabungan pendidikan. Pertimbangan mengambil dana persiapan pendidikan anak di masa depan ini adalah adanya tambahan manfaat proteksi jika terjadi risiko di kemudian hari. Semakin banyaknya pengguna asuransi pendidikan tidak terlepas dari fenomena semakin mahalnya biaya pendidikan, terlebih tren biaya pendidikan semakin naik setiap tahunnya. Sebelum memutuskan untuk mengambil asuransi pendidikan, orang tua sebaiknya mengetahui dan paham terlebih dahulu mengenai risiko-risiko ini agar bisa mengambil langkah antisipasi.



Risiko merupakan sisi lain dari manfaat sebuah produk asuransi. Setidaknya ada 8 risiko yang jarang diungkap agen terkait dengan asuransi pendidikan berikut ini. 

1. Asuransi Pendidikan Anak tidak sama dengan Menabung Jika Anda menempatkan uang di asuransi, maka perusahaan akan menginvestasikannya pada instrumen-instrumen investasi yang memiliki risiko, seperti misalnya saham, obligasi, dan lain-lain. Jika investasi yang dilakukan perusahaan berjalan baik, maka membeli asuransi pendidikan bisa menjadi langkah yang tepat untuk Anda jalankan, tetapi jika investasi yang dilakukan perusahaan mengalami kerugian, bisa saja uang yang disetorkan orang tua menjadi berkurang atau bahkan habis. 

2. Karena bisnis utamanya adalah asuransi maka ada banyak potongan biaya untuk produk ini Dana yang disetor akan dipotong untuk berbagai macam biaya dan komisi. Pemotongan terbesar terjadi pada 5 tahun pertama. Karena nilai potongannya terlampau besar, bisa jadi dana yang tersisa untuk investasi menjadi sedikit. Maka bagi orang tua yang ingin menyimpan dananya untuk asuransi pendidikan, maka harus siap bahwa dana yang disimpan dalam 5 tahun pertama akan sangat kecil jumlahnya. 

3. Pembayaran Premi Lebih Lama dari Janji yang diberikan Agen penjual produk Sebenarnya lama tidaknya masa pembayaran tergantung dari untung tidaknya investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila hasil keuntungan investasi sesuai dengan harapan, maka masa pembayaran mungkin bisa dipersingkat, namun jika hasil investasi tidak sesuai, maka orang tua harus membayar lebih lama. Sayangnya banyak agen yang menjanjikan masa pembayaran bisa lebih singkat, tanpa memberitahukan risiko ini. 

4. Karena uang premi terbagi untuk investasi maka Uang Pertanggungan menjadi relatif kecil Asuransi pendidikan memang memberikan uang pertanggungan apabila orang tua meninggal dunia. Namun banyak yang tidak memperhatikan jumlah uang pertanggungan yang akan diterima anak nantinya. Justru fokusnya terletak pada nilai investasi yang bisa dicapai. Dengan hanya berfokus pada hasil investasi, maka uang proteksi asuransi jiwa menjadi minimal, sehingga ada risiko bahwa jumlahnya sangat minim atau jauh dari kata cukup untuk kelanjutan biaya pendidikan anak. 

5. Salah Pilih Instrumen Investasi membuat realisasi hasil investasi jauh di bawah ilustrasi awal Pada asuransi pendidikan, uang yang disetor akan ditanamkan pada jenis investasi untuk mengejar target dana pendidikan. Sayangnya, agen seringkali memilihkan jenis investasi yang mempunyai return yang tinggi, biasanya saham yang sayangnya jenis investasi ini juga memiliki risiko yang tinggi pula. Kesalahan dalam pemilihan jenis investasi akan menimbulkan kegagalan dalam mencapai target dana pendidikan. 

6. Orang Tua Tidak Membaca Polis dengan Teliti Isi polis asuransi menjadi dasar yang legal dari setiap tindakan yang terkait dengan asuransi, maka dari itu orang tua yang ingin menempatkan dana pendidikan untuk anaknya di asuransi pendidikan, sebaiknya membaca dan memahami semua isi polis. Jika tidak teliti, bisa jadi orang tua akan mendapatkan risiko berupa hasil yang kurang optimal dari manfaat asuransi tersebut. 

7. Proyeksi Tidak Tercapai akibat penawaran bombastis di awal promosi Biasanya hal pertama yang diajukan oleh agen kepada orang tua terkait dengan asuransi pendidikan adalah proyeksi nilai uang yang akan diterima dan umumnya agen akan memperlihatkan angka proyeksi yang terlihat bagus dan optimistis. Sayangnya banyak calon nasabah (orang tua) yang otomatis percaya dengan proyeksi yang diberikan agen, padahal belum tentu proyeksi tersebut pasti terwujud. 

8. Terjebak ikut manfaat tambahan (Rider) yang membuat hasil investasi tidak maksimal Agen biasanya juga akan menawarkan rider atau asuransi tambahan kepada calon nasabah. Beberapa manfaat dari asuransi tambahan tersebut diantaranya untuk proteksi cacat tetap, kesehatan maupun untuk proteksi lainnya. Nah, yang perlu diperhatikan adalah agen sering tidak menginformasikan dan tidak menjelaskan bahwa dengan mengambil rider sama dengan mengurangi jatah investasi untuk dana pendidikan anak. Sehingga target dana pendidikan seringkali menjadi meleset atau lebih rendah karena mengambil asuransi tambahan.

loading...