Loading...
Shalat merupakan kewajban. Hanya saja, walaupun Allah SWT telah menegaskannya, tetap rasa malas dalam menjalankan kewajiban ini masih ada. Tak sedikit orang yang meninggalkan shalat. Bahkan, mereka menganggap biasa jika kehilangan kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT.
Bagi orang tua, kita harus bisa menanamkan tanggungjawab kepada seorang anak. Ia harus mengajarkan pentingnya mengerjakan perintah yang menjadi kewajibannya. Ya, salah satunya shalat.
Jika sudah beranjak dewasa, maka akan cukup sulit bagi seseorang mengarahkan orang yang enggan melaksanakan shalat. Hatinya sudah cukup keras untuk tidak mematuhi perintah Allah SWT. Jika hal ini sudak terjadi, apa yang harus dilakukan?
Dalam karya Ustadz Zulfi Akmal, seorang kandidat Doktor di Universitas Al-Azhar, Mesir, dikisahkan tentang seorang ibu yang memiliki anak gadis kelas 5 SD yang sangat malas mengerjakan shalat. Suatu ketika, ibunya menyuruhnya mengerjakan shalat. Dengan malas ia beranjak juga, tapi hanya melemparkan sajadah ke lantai.
Selanjutnya, ia mendatangi ibunya. Ketika ditanya, apakah ia sudah menunaikan shalat? Ia pun menjawab, “Sudah.” Ibunya pun marah, karena saat itu ia mengawasinya, sehingga tahu kalau anaknya itu berbohong. Dengan reflek, ia menampar anaknya. Namun, setelah itu timbullah penyesalan dalam dirinya. Ia pun kembali menasihati anaknya dan menakut-nakuti dengan azab Allah SWT. Tapi, hasilnya nihil.
Suatu ketika, ibu mendapat kisah dari seorang rekannya yang mengunjungi kerabatnya. Pemandangan yang dilihat oleh rekannya di rumah kerabatnya itu, membuatnya iri. Ia menyaksikan, anak-anak kerabatnya (keponakan-keponakannya) itu sangat menjaga shalatnya tanpa disuruh, apalagi dibentak-bentak. Padahal, sepengetahuannya, kerabatnya itu bukan orang yang mendalam pengetahuan agamanya.
Akhirnya, ia pun meminta nasihat dari kerabatnya itu. Rupanya, rahasianya adalah doa. Semenjak sebelum menikah, sang kerabat istiqamah membaca doa itu, bahkan hingga sekarang tidak pernah meninggalkannya. Setelah mendapatkan kisah yang mengandung nasihat itu, si ibu mengamalkan doa itu dalam setiap keadaan, terutama pada waktu-waktu mustajab.
Dan masya Allah, Zat yang membolak-balik hati siapa pun. Semenjak ia mengamalkan doa itu, putrinya lambat laun mengalami perubahan. Ia mulai tergerak untuk menunaikan shalat. Bahkan, ia menjadi semacam alarm yang sering mengingatkannya untuk shalat. Kini putrinya telah berada di bangku SMA. Adik-adiknya pun demikian, sangat perhatian dan menjaga shalatnya.
Tentu Anda penasaran bukan dengan doa itu? Doa itu terdapat dalam Al-Quran surat Ibrahim: 40, “Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku.”
Silakan rajin-rajin membacanya. Baik anak-anak kita sudah istiqamah menunaikan shalat, ataupun masih bermalas-malasan. Karena kandungan maknanya sangat visioner. Kita tidak sekadar mendoakan anak-anak kita, tetapi juga cucu-cucu kita, keturunan kita, agar menjadi hamba-hamba Allah yang istiqamah menjaga shalatnya.